maaf. untuk menjadikanmu bagian dari bagian ini. maaf dengan telak aku bicarakan. jelas. sekarang dan kemarin hadirnya ada diantara kau dan aku. dan hal ini menjerat sebagian hal lain. dan kau takkan tahu.
dengan segala tentang anda, satu kata mahalmu saja perlu kudengar, memaksaku menderita sindrom sepuluh tingkat "ingin tahu"
dengan, apa, bagaimana, seperti apa? lalu pada akhirnya dengan siapa? .. terima kasih :) satu poin lemparanmu kudapat, lalu dengan berbutir-butir semangat kujajal satu umpan, sampai kini aku tak berujung mengejarnya.
sekali lagi. aku patah. terpatah. berlalu dengan berat. setumpuk. kepercayaan. kepercayaan murokkab. dilini ini bung! dengan hal seberat enam belas kali enam kosong. dengan dua kali pemberian pengharapan kosong. ya. ya. aku paham. ini jawaban dari setiap waktu yang kusambungkan dengan TUHAN. sekali lagi. waktu memusuhiku disisi lain pengharapan.
pertama. kau hadir sebagai pertemuan. kedua. kamu akan menjadi kenangan. ketiga. waktu akan membawa kita sampai pada saat-saat yang paling dibenci setiap generasi disetiap masa. seterusnya. aku tidak pernah salah menuliskannya : " you are something. not everything. if you gone i'll be alright."
diam ia menyabung nasib diwadah naas itu tak peduli dengan sebutan-sebutan kimia cloro fluoro carbon dan hal semacamnya kolektor dollar pengidap virus tikus kelas kakap pengidap hedonis kelas pari matrealistis tingkat internasional entahlah! embuhlah! anda pun tentu tak peduli
gerak dan gerik. detak dan detik.
benar menjadi-jadi.
aku menjadi berpikir dan mencari hal yang semakin menjalar itu. gelisah setiap mengingatnya. ingin lari tapi beku. semakin bertambah pengurangan jumlahnya berkali-kali, berlipat-lipat. aku yakin usahaku belum maksimal. waktu hanya masih belum mendarat.
sampai waktunya pun tiba, aku masih belum yakin. mampu membaca saja belum. mampu menginjak saja belum. mengeja saja masih terbata-bata. berjalan saja masih sekali-kali tersaruk.
mesti bagaimana berjalan?
nol katanya. dia memalingkan mukanya melihatku, dan berlalu seolah tak mengenalku. itu mimpi terburuk pertama dalam minggu ini.
dia bukan seperti air pantai lagi. dia patung. menjadi patung dimimpiku. dia memoles mukanya dengan gaya berbeda.dia membekukan kesakitanku. itu mimpi terburuk kedua kalinya dalam minggu ini.
dia membanting semua pemberianku. dia tak memanggilku seperti dulu.dia menjilat "qosam"-nya menjagaku. itu mimpi terburuk ketiga kalinya dalam minggu ini.
dan keempat kalinya dalam minggu ini. bukan mimpi terburuk lagi. ini kenyataan terburuk tak hanya dalam minggu ini, tapi terburuk sepanjang hidupku. tadi pagi ku dengar suaranya memanggilku. aku terbangun mengikuti arah suaranya. aku tepiskan saja langkah lalu lalang orang-orang yang aku kenal. aku bungkam saja keherananku. aku acuhkan pertanyaan besar, "untuk apa mereka disini? untuk apa mereka mamandangku iba? ah mungkin aku terlalu kacau". saraf motorikku beraksi cepat. seluruh sel tubuhku paham. suaranya berhenti. ia benar-benar menutup mukanya dariku. tak lagi melihatku. dia tak memanggilku seperti dulu. dia tak lagi menjaga sumpahnya untuk menjagaku. aku runtuh dengan nol mutlak ini. aku paham dia pergi dan tak pernah menoleh lagi.
awalnya membuat gerakan sesar lalu ia buat objeknya bergerak seismik hitungan eksak pun tak sampai ia irasional dan dengan mudahnya ia membentuk halnya lumpuh
nona ini terlalu lemah Nya! terlalu mudah rapuh dengan notasimu terlalu nian ia merutuk lelah dengan katamu termangu pun ia, tetap saja memikirkan acuhanmu! lidah kelu-mu terlalu mahal lidah kelu-nya pun terlalu mahal .. nona dan nyonya seperti kutub S dan kutub S nona dan nyonya seperti kutub U dan kutub U jadilah jangan seperti hari lebaran saja jadilah seperti kutub U dan kutub S .. nona ini pun berharap marah-nya yang seperti buih pupus saja nona ini pun meminta jadilah diposisi mana pun ia bersabar .. nona ini pun mengadu pada yang pantas nona ini pun meminta ia diam berharap arti kata ini sulit dimaknai berharap saja nanti-nanti mereka baru mengerti berharap saja sampai tak berbuih-buih berharap saja posisi dua belas ini terlampaui nanti-- nanti saja--
alamatku pada anda, rojul nomor anda yang mempertuani-ku .. alamatku, pada anda rojul sekata-mu saja membungkam-ku .. alamatku pada anda, rojul digit pinjaman-mu saja melambungkan-ku .. alamatku pada anda, rojul sapaanmu saja menstatiskan-ku .. alamatku pada anda rojul anda mengkerdilkan-ku menjadikan banyak hal-ku basi menjadikan banyak kata-ku berlari .. anda ada pada nomor-ku dengan dua nomor vokal dengan dua nomor konsonan .. nomor anda mengunci-ku tuan
aku hanya ingin mengenal-mu kembali. cerita tentangmu sudah terhenti sampai disini, tapi aku tahu ini belum habis. tiba-tiba saja, separuh ingatan tentang kamu kembali mendominasi hampir seluruh elemen diriku.
aku menyesal melupakan banyak hal tentang kamu. aku menyesal tidak tahu banyak tentang kamu. siapa kamu? hanya anak laki-laki yang selalu menolongku ketika aku di-bully oleh amoy dkk. ya, amoy, anak perempuan cina dikelas kita yang ditakuti. cuma kamu yang berani menentangnya.
aku akui aku terlalu lugu. tapi keadaan memaksaku untuk tidak mengenal siapapun yang berarti. tiga, cerita itu berhenti diangka tiga. lagi-lagi, ini karena keadaan. aku harus pindah dari sekolah itu karena keadaan. aku tidak tahu apa-apa tentang kamu. aku hanya ingat sarang laba-laba yang kamu ceritakan saat aku tanya dimana kamu tinggal.
bertahun-tahun sampai aku ingat kembali. bertahun-tahun sampai aku mengerti. aku mencari sarang laba-labamu sebagai alamat satu-satunya yang aku tahu. tapi waktu bertahun-tahun mampu merubah segalanya. aku hanya ingin mengenalmu kembali, tanpa merubah apapun yang ada dulu. tanpa merubah kenyataan bahwa kamu adalah pahlawan kecilku.